Tangan merupakan salah satu media tempat masuknya kuman penyakit. Beberapa penyakit yang dapat menular melalui tangan antara lain diare, thypoid, inluenza, ISPA, kecacingan dan flu burung. Menurut Mia kartika, mencuci tangan secara tepat dengan menggunakan sabun ataupun hand-sanitizer dapat mengurangi risiko penyakit diare sebesar 42% sampai 47%
Sampai saat ini diare masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2010 menyebutkan jumlah kasus diare ditemukan sebesar 213.435 penderita dengan jumlah kematian 1.289 sebagian besar sekitar 70-80 % terjadi pada bayi dan anak-anak.
Perkiraan kasus diare di Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2016 sebesar 33.490 dengan tingkat Incidence Rate (IR) sebesar 270/1.000 penduduk (Depkes Bojonegoro, 2016).
Penemuan kasus diare di wilayah kerja Puskesmas Dander Kabupaten Bojonegoro sepanjang tahun 2016 tercatat sebesar 1.119 kasus. Dengan adanya kasus tersebut mahasiswa Stikes Muhammadiyah Bojonegoro melaksanakan sebuah program penyuluhan cuci tangan di kecamatan Dander khususnya Sekolah Dasar Negeri se – Jatiblimbing pada tanggal 10, 14, 22, dan 28 November 2018.
Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang rawan terhadap penularan berbagai penyakit terutama yang berhubungan dengan perut seperti diare, thypoid, kecacingan dan lain-lain. Kebiasaan anak-anak mengkonsumsi jajanan secara bebas diikuti perilaku anak-anak tidak melakukan cuci tangan pakai sabun sebelum makan akan mengakibatkan berbagai kuman penyakit mudah masuk ke dalam tubuh, karena tangan adalah bagian tubuh yang paling banyak tercemar kotoran dan bibit penyakit.
Dalam penyuluhan terlihat antusiasme anak – anak yang mempraktekkan bagaimana cara mencuci tangan dengan menggunakan sabun ataupun hand – sanitizer. Selain mempraktekkan, diperlihatkan pula video animasi dan melakukan kuis untuk menyegarkan suasana dalam kelas. (abdullah akhmad)