Kegiatan bakti pemuda nusantara yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI memiliki agenda utama yakni pengabdian masyarakat. Terdapat 97 orang perwakilan pemuda dari seluruh provinsi di Indonesia yang menjadi peserta dalam kegiatan tersebut, dimana mereka merupakan mahasiswa aktif perwakilan dari seluruh provinsi di Indonesia yang telah diseleksi untuk bisa lolos dalam kegiatan Bapen, nantinya mereka akan melaksanakan kegiatan di 10 desa di Kecamatan Sobang Kabupaten Lebak Provinsi Banten selama 20 hari. Salah satu lokasi pengabdian tersebut adalah di Desa Sukajaya, setiap desa terdapat 10 orang pemuda yang menjadi peserta.
Salah satu program kerja yang digagas oleh 10 orang peserta Bakti Pemuda Nusantara adalah kunjungan ke Saung Sadap Panggulaan, yakni sebuah tempat tradisional yang digunakan dalam proses pembuatan gula aren khas Desa Sukajaya.
“Tujuannya untuk mengetahui proses produksi gula aren di bagian hulu, karena kita tahu bahwa gula aren merupakan tanaman lokal yang menjadi salah satu mata pencaharian warga Desa Sukajaya, namun belum memiliki daya jual yang tinggi sehingga kami mencoba untuk menganalisis apa saja potensi yang bisa dijadikan untuk meningkatkan daya jual gula aren khas Desa Sukajaya” tutur Akram selaku kepala suku kelompok pengabdian Desa Sukajaya.
Selama kunjungan, para peserta juga melakukan interaksi dengan pengrajin gula aren dan mereka juga berkesampatan untuk melihat proses serta mencoba mengolah air pohon aren hingga menjadi bongkahan gula aren.
“Pembuatan gula aren diawali dengan pengambilan air aren dari pohon aren yang ada di daerah gunung Raracongo, dimana gunung tersebut banyak ditanami pohon aren yang mana nantinya air tersebut direbus dalam suatu kuali hingga terbentuk karamel yang kemudian dituang kedalam cetakan berbentuk setengah lingkaran, dan ditunggu sampai mengering dan mengental” ujar Dewi salah satu peserta perwakilan dari Provinsi Jawa Timur yang merupakan mahasiswa prodi S1 Administrasi Rumah Sakit STIKes Muhammadiyah Bojonegoro.
Kunjungan yang dilakukan para pemuda ini merupakan salah satu langkah nyata wujud cinta tanah air di kalangan para pemuda. Melalui kegiatan ini para pemuda tidak hanya bisa mendapatkan pengalaman baru, namun juga mampu berperan dalam melestarikan budaya setempat dan menjadi agen perubahan untuk menyesuaikan kondisi masyarakat di Desa Sukajaya terhadap perkembangan teknologi yang ada.